Prabowo Bongkar Resep Jadi Pemimpin Muda Idaman: Kuasai Bisnis & Ekonomi!
Presiden Prabowo Subianto menyoroti adanya ketidakcocokan pemahaman antara politikus dan pelaku ekonomi di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Prabowo saat menjawab pertanyaan Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr alias Steve Forbes dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam.
Prabowo awalnya membahas langkah merasionalkan BUMN melalui pembentukan Danantara, dengan merampingkan sekitar 1.000 perusahaan milik negara menjadi sekitar 200-an yang beroperasi dengan standar tambahan.
Namun, ia menekankan seringkali melihat ketidaksesuaian antara politikus dan pelaku ekonomi, sehingga kebijakan yang dikeluarkan seolah berbenturan dengan pemahaman politisi yang kurang memahami ekonomi.
Jadi saya yakin bahwa pengembalian 1 persen atau 2 persen dapat meningkat, harus meningkat, tutur Prabowo.
Prabowo menguatkan pernyataannya dengan mengutip kalimat Presiden ke-42 Amerika Serikat Bill Clinton saat kampanye, mengenai pentingnya memahami aspek ekonomi.
Ia mengaku telah memerintahkan Danantara untuk mengelola setiap BUMN dengan standar bisnis internasional dan telah mengubah peraturan agar ekspatriat dapat memimpin BUMN.
Kadang-kadang ada semacam disconnect antara pemain ekonomi dan pemain politik, para pemimpin politik. Banyak pemimpin politik, saya pikir, tidak ingin mengerjakan pekerjaannya. Padahal, dalam memimpin bangsa aspek ekonomi sangat penting untuk dipelajari sedalam mungkin. Jadi saya sangat bersemangat, jelasnya.
Prabowo juga menyoroti momen perbincangan santainya dengan Presiden AS, Donald Trump usai pidato KTT Perdamaian Gaza di Mesir.
Jadi saya pikir sekarang sesuai dengan semua pemimpin muda Indonesia yang ingin menjadi pemimpin politik, anda harus memahami bisnis dan ekonomi, sambungnya.
Saya tidak tahu bagaimana menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, tapi itu ekonomi, bodoh. Jadi jangan terintimidasi oleh apa yang disebut ahli. Kan saya sedang berbicara untuk anak-anak muda, Prabowo menandaskan.